Lupa kepada Allah akan menambahkan kerugian, menghilangkan nikmat dan menghalangi pengabdian. Di samping itu, dapat pula menambah kedengkian dan penyesalan.
- Sebahagian orang soleh bermimpi berjumpa dengan gurunya. Kemudian, dia bertanya kepada guru itu, "Apakah kerugian yang lebih besar engkau rasakan?" Gurunya menjawab, "Lupa kepada Allah SWT".
- Sebahagian orang soleh juga bermimpi bertemu Zun-Nin Al-Masri. Dia bertanya, "Apakah yang Allah lakukan terhadapmu?" Zun-Nun menjawab, "Allah memanggilku menghadap-Nya seraya berkata, "Wahai orang yang mengaku-ngaku, wahai pendusta, engkau mengaku cinta padaKu.Namun kemudian engkau melupakanKu"
"Engkau selalu lupa, sedang hatimu lalai"
"Padahal umur kian tiada, namun dosamu semakin bertambah"
Jika seseorang itu hidup dalam keadaan lalai dan lupa, maka dia juga akan mati dalam keadaan lalai dan lupa.
- Yaaqub AS bersahabat dengan Malaikat Maut. Maka suatu ketika Malaikat Maut datang kepada Yaaqub. Yaaqub berkata, "Wahai Malaikat Maut, engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab, "Untuk berziarah sahaja". Lalu Yaaqub berkata, "Aku mempunyai permintaan terhadapmu,". Malaikat Maut bertanya, "Apakah permintaanmu?". Yaaqub menjawab, "Apabila ajalku telah dekat dan engkau hendak mencabut nyawaku, hendaklah engkau memberitahu aku terlebih dahulu". Malaikat Maut menjawab, "Baiklah. Aku akan mengutuskan kepadamu dua atau tiga utusan". Maka ketika ajal Yaaqub telah sampai, Malaikat Maut datang lagi kepadanya, lalu ditegur Yaaqub, "Apakah engkau datang untuk berziarah atau mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab, "Aku datang adalah untuk mencabut nyawamu," Yaaqub bertanya dengan hairan, "Bukankah engkautelah berjanji kepadaku untuk mengutuskan dua atau tiga utusan terlebih dahulu?" Malaikat Maut menjawab, "Benar dan aku telah melakukannya. Putihnya rambutmu setelah hitam, lemahnya badanmu setelah kuat dan membongkoknya badanmu setelah tegap, itu adalah utusanku wahai Yaaqub kepada manusia sebelum ia mati".
Waktu terus berlalu,
Sedangkan dosa kian bertambah,
Malaikat Maut datang bertamu,
Namun hati tetap lalai,
Nikmatmu di dunia,
Hanyalah kepalsuan dan kerugian,
Hidupmu di dunia,
Adalah muhal dan batil.
Manusia itu berbicara tiga hal. Mereka berkata, "Kami hamba Allah," Akan tetapi mereka berbual bebas. Mereka katakan, "Allahlah yang menganggung rezeki kami," Namun hati mereka akan tenang jika bersama harta. Kemudian mereka berkata, "Kami mesti akan mati," Padahal mereka bagaikan orang yang tidak akan mati. Lihatlah dirimu wahai saudaraku ! Dengan yang mana engkau menghadap Allah? Dengan lisan apa engkau akan menjawabNya? Siapakah jawapan yang benar atas pertanyaan itu? Sabda Rasulullah SAW,
"Aku menuruti orang yang taat kepadaKu. Aku menyintai orang yang menyintaiKu. Aku kabulkan orang yang berdoa kepadaKu. Dan Aku ampuni orang yang mohon ampun kepadaKu"
Orang yang berakal hendaklah taat kepada Allah dengan takut dan ikhlas, redha terhadap keputusanNya, sabar atas balasanNya dan syukur atas nikmatNya. Allah berfirman, "Barangsiapa tidak redha dengan keputusanKu, tidak sabar atas pemberianKu, tidak bersyukur atas nikmatKu serta tidak menerima atas pemberianKu, hendaklah dia mencari Tuhan selainKu". Jika memandang dalam wajah orang yang tidak takut kepada Allah dan hanya menyembah taat dan bukan Allah, maka kita tidak akan menemukan kelazatan.
No comments:
Post a Comment